PT. Gunung Raja Paksi Tbk

Berpartisipasi di AIGIS 2025, GRP perkuat upaya industri rendah emisi

Jakarta (ANTARA) - PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) berpartisipasi dalam Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 sebagai komitmen memperkuat upaya mewujudkan industri rendah emisi.

Direktur SCM dan Digital GRP Ivan Widjaksono mengatakan keikutsertaan dalam kegiatan yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) selama 20 -22 Agustus 2025 itu menjadi bukti komitmen perusahaan dalam mendukung upaya dekarbonisasi industri.

Selain itu, tambah dia dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, juga untuk memperkuat daya saing produk baja Indonesia, dan berkontribusi pada pencapaian target keberlanjutan nasional yang sejalan dengan standar internasional.

"Transisi menuju industri hijau memerlukan sinergi semua pihak. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, akademisi dan masyarakat adalah kunci dalam mempercepat penerapan prinsip industri hijau," ujarnya.

Ivan menambahkan GRP telah mengambil sejumlah langkah konkret terkait transisi ke industri rendah emisi, seperti proses produksi telah memenuhi kriteria keberlanjutan baik di pasar internasional maupun domestik, dibuktikan dengan kepemilikan sertifikasi Environmental Product Declaration (EPD) untuk ekspor dan Green Label Indonesia untuk pasar dalam negeri.

Kemudian memperoleh Sertifikasi Standar Industri Hijau dari Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Logam dan Mesin, Kementerian Perindustrian RI, untuk produk Hot Rolled Coil, Cold Rolled Coil dan Plate.

GRP, lanjutnya, menilai penting keberadaan regulasi yang mendorong penerapan industri hijau secara merata di seluruh sektor baja nasional.

"Dengan adanya payung regulasi yang kuat, Indonesia dapat memastikan bahwa transisi menuju industri rendah emisi berjalan adil, terukur, dan mampu meningkatkan daya saing di pasar global," katanya.

Sebelumnya saat membuka gelaran AIGIS 2025, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya sinergi antara strategi pertumbuhan ekonomi dan kebijakan lingkungan.

“Pertumbuhan ekonomi tidak boleh dipertentangkan dengan upaya penurunan emisi karbon atau gas rumah kaca di sektor industri. Justru sebaliknya, keduanya harus berjalan seiring,” ujarnya.

Menperin menyampaikan bahwa industri manufaktur nasional kini berada pada titik krusial dalam menghadapi tuntutan global, terutama terkait transisi menuju energi bersih dan pengurangan emisi.

Percepatan transformasi industri hijau, tambahnya, dinilai sebagai kebutuhan mendesak agar daya saing nasional tetap terjaga di tengah tren ekonomi hijau dunia.

Sementara itu Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Kemenperin Andi Rizaldi berharap AIGIS dapat menjadi platform untuk mendorong peran aktif seluruh stakeholder dalam percepatan pembangunan ekosistem industri hijau nasional.

Sumber: https://www.antaranews.com/berita/5057429/berpartisipasi-di-aigis-2025-grp-perkuat-upaya-industri-rendah-emisi