PT. Gunung Raja Paksi Tbk

Gunung Raja Paksi Berpartisipasi Dalam Asia Steel Market 2023

Perusahaan baja swasta terbesar di Indonesia, PT Gunung Raja Paksi, Tbk berpartisipasi pada gelaran bergengsi Asia Steel Market 2023. Pada acara yang diadakan di Ho Chi Minh, Vietnam 29-30 Maret 2023 tersebut, Chief Financial Officer (CFO) Roymond Wong berkesempatan menjadi salah satu pembicara yang bertema “Trade in Turbulent World”. Pembicara lain dalam tema ini adalah para pelaku usaha baja internasional, antara lain Emrah Ugursal (Deputy General Manager Bastug Metalurgy Turki), Anh Vu Tran (Regional Customer & Merchandising Lead Cargill Vietnam) dan Vaibhay Chaudhary (Manager Asia Business Unit Delta Steel). Acara tersebut diselenggarakan Kallanish, yakni organisasi media bisnis yang menghasilkan berita, data, peristiwa, dan intelijen pasar untuk para profesional di bidang komoditas. Pada acara tersebut juga diisi oleh Fan Tiejun (President China Metallurgical Planning and Research Institute), Dinh Quoc Thai (Secretary General & Vice Chairman of Vietnam Steel Association), Alok Sahay (Secretary General of Indian Steel Association), Ronald C (President of Philipines Iron and Steel Institute).

“Di tengah tantangan industri baja yang semakin besar, keikutsertaan dalam acara tersebut merupakan kebanggaan bagi GRP dan industri baja Tanah Air. Karena di sinilah banyak mengemuka mengenai peran yang harus dimainkan industri baja Asia. Ajang ini juga menguatkan optimisme di tengah berbagai tantangan,” kata Roymond kepada media hari ini.

Tantangan ekonomi global di tahun 2023 cukup tinggi, seperti tingginya inflasi, harga komoditas, perang Rusia-Ukraina, meningkatnya ketegangan geopolitik, pasar ekonomi yang tidak menentu, sehingga Roymond memaparkan pentingnya manajemen risiko keuangan yaitu lindung nilai terhadap suku bunga, nilai tukar mata uang asing khususnya Dolar Amerika terhadap Rupiah dan harga baja.

Tetapi di tengah berbagai guncangan tersebut, memang harus diyakini bahwa potensi fundamental untuk pertumbuhan permintaan baja, memang masih menarik investasi di kawasan ini. Tentunya untuk memenuhi permintaan tersebut, isu dekarbonisasi berpengaruh terhadap lanskap investasi hijau. Roymond mengingatkan pentingnya strategi dekarbonisasi Perusahaan sebagai syarat untuk mendapatkan skema pembiayaan-hijau yang tepat.(*)